A. Teori Atom Modern
Teori atom Bohr cukup berhasil dalam menjelaskan gejala spektrum atom hidrogen,
bahkan dapat menentukan jari-jari atom hidrogen dan tingkat energi atom
hidrogen pada keadaan dasar berdasarkan postulat momentum sudut elektron.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, ditemukan fakta-fakta baru yang
menunjukkan adanya kelemahan pada teori atom Bohr. Oleh karena itu,
dikembangkan teori atom mekanika kuantum.
1. Teori Atom Bohr
Sebagaimana telah Anda ketahui, teori atom Bohr didasarkan pada empat
postulat sebagai berikut.
a. Elektron-elektron dalam mengelilingi inti atom berada pada
tingkat-tingkat energi atau orbit tertentu. Tingkat-tingkat energi ini
dilambangkan dengan n=1, n=2, n=3, dan seterusnya. Bilangan bulat ini dinamakan
bilangan kuantum (perhatikan Gambar 1.).
Gambar 1. Menurut Bohr, elektron
berada pada tingkat energi tertentu. Jika elektron turun ke tingkat energi
yang lebih rendah, akan disertai emisi cahaya dengan spketrum yang khas.
|
b. Selama elektron berada pada tingkat energi tertentu, misalnya n=1,
energi elektron tetap. Artinya, tidak ada energi yang diemisikan (dipancarkan)
maupun diserap.
c. Elektron dapat beralih dari satu tingkat energi ke tingkat energi lain
disertai perubahan energi. Besarnya perubahan energi sesuai dengan persamaan
Planck, ΔE=hv.
d. Tingkat energi elektron yang dibolehkan memiliki momentum sudut
tertentu. Besar momen tum sudut ini merupakan kelipatan dari h/2p atau
nh/2p, n adalah bilangan kuantum dan h tetapan Planck.
a. Peralihan Antar Tingkat Energi
Model atom Bohr dapat menerangkan spektrum atom hidrogen secara memuaskan.
Menurut Bohr, cahaya akan diserap atau diemisikan dengan frekuensi tertentu
(sesuai persamaan Planck) melalui peralihan elektron dari satu tingkat energi
ke tingkat energi yang lain. Jika atom hidrogen menyerap energi dalam bentuk
cahaya maka elektron akan beralih ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Sebaliknya, jika atom hidrogen mengemisikan cahaya maka elektron akan beralih
ke tingkat energi yang lebih rendah.
Pada keadaan stabil, atom hidrogen memiliki energi terendah, yakni elektron
berada pada tingkat energi dasar (n=1). Jika elektron menghuni n>1,
dinamakan keadaan tereksitasi. Keadaan tereksitasi
ini tidak stabil dan terjadi jika atom hidrogen menyerap sejumlah energi. Atom
hidrogen pada keadaan tereksitasi tidak stabil sehingga energi yang diserap
akan diemisikan kembali menghasilkan garis-garis spektrum (perhatikan Gambar
2).
Gambar 2. Lampu hidrogen dialiri
listrik hingga menyala. Cahaya dari nyala lampu dilewatkan kepada prisma
melalui celah menghasilkan spektrum garis yang dapat dideteksi dengan pelat
film.
|
Kemudian, elektron akan turun ke tingkat energi yang lebih rendah. Nilai
energi yang diserap atau diemisikan dalam transisi elektron bergantung pada
transisi antartingkat energi elektron.
Persamaannya dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
ΔE = Energi yang diemisikan atau diserap
R = Tetapan Rydberg (2,178 × 10–18 J)
n = Bilangan kuantum
Contoh Soal 1 :
Peralihan Tingkat Energi Elektron Menurut Model Atom Bohr
Bagaimanakah peralihan tingkat energi elektron atom hidrogen dan energi
yang terlibat pada keadaan dasar ke tingkat energi n=3 dan pada keadaan
tereksitasi, dengan n=2 ke keadaan dasar?
Kunci Jawaban :
a. Atom hidrogen pada keadaan dasar memiliki n=1 (n1=1). Jika elektron
beralih ke tingkat energi n=3 (n2=3) maka atom hidrogen menyerap energi :
ΔE = 1,936 × 10–18 J
b. Peralihan tingkat energi dari keadaan tereksitasi (n1=2) ke keadaan
dasar (n2=1) akan diemisikan energi (melepas energi) :
ΔE = –1,633 × 10–18 J
Tanda negatif menyatakan energi dilepaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar