Senin, 19 Mei 2014

cara mengukur inflasi

Dari berbagai metode yang digunakan untuk mengukur tingkat inflasi, ada 2 metode yang sangat familiar dan sering dipakai, yaitu CPI dan GDP Deflator. CPI (Consumer Price Index) atau Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah perubahan harga rata-rata yang dibayarkan konsumen rumah tangga (householed) ketika membeli barang atau jasa

Selain sebagai salah satu alat untuk mengukur inflasi, IHK ini juga digunakan untuk menentukan perubahan tingkah upah, gaji, uang pensiun dan kontrak lainnya. Sedangkan untuk memprediksi IHK masa depan, maka indikator yang digunakan adalah IHP (Indeks Harga Produsen). IHP ini adalah harga rata-rata yang harus dibayar oleh produsen untuk membeli bahan mentah bagi keperluan produksinya.

Alat untuk mengukur tingkat inflasi berikutnya adalah GDP Deflator atau deflator PDB. GDP deflator menunjukkan seberapa besar perubahan yang terjadi pada harga yang meliputi semua harga barang yang baru, produk lokal, barang jadi serta jasa. Harga Indeks Konsumen (IHK) serta GDP Deflator inilah yang digunakan untuk mengetahui tingkat inflasi suatu negara pada tahun tertentu.
Sebuah negara bisa dikatakan sedang mengalami inflasi jika memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:

• Terjadinya kenaikan harga barang secara terus menerus
• Jumlah uang yang berada di masyarakat melebihi kebutuhan
• Terjadinya penurunan terhadap nilai mata uang

Inflasi dibedakan menjadi 4 berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu:

1. Inflasi ringan, apabila tingkat inflasinya sebesar 10 atau 20 persen dalam kurun waktu 1 tahun
2. Inflasi sedang, berarti tingkat inflasi yang terjadi sebesar 10 sampai dengan 30 persen setahun
3. Inflasi berat, berkisar antara 30 sampai dengan 100 persen setahu
4. Hiperinflasi, berarti tingkat inflasinya lebih dari 100 persen setahun

Berkaitan dengan penyebab terjadinya, inflasi dibedakan menjadi dua, yakni:

Demand Inflation

Inflasi jenis ini terjadi karena permintaan masyarkat akan barang dan jasa yang kuat. Hal ini bisa jadi dipicu oleh semakin membaiknya tingkat pendapatan masyarakat. Karena pendapatan naik, maka kecenderungan tingkat konsumsi akan barang dan jasa juga mengalami kenaikan. Misalnya, ketika seseorang pendapatannya belum naik, jumlah konsumsi akan daging sapi hanya ½ kilogram per minggu. Ketika pendapatannya naik, konsumsinya berubah menjadi 2 kali lipat sebedar 1 kilogram. Meningkatnya tingkat konsumsi ini akan memicu terjadinya inflasi.

Cost-Push Inflation

Untuk inflasi yang disebabkan oleh cost-push inflation, akar penyebabnya ada disisi produksi. Misalnya karena harga BBM naik, menyebabkan upah yang harus dibayar kepada para buruh/pegawai pasti akan mengalami kenaikan. Karena bahan bakar dan upah buruh masuk dalam biaya produksi perusahaan, untuk mencegah terjadinya kerugian besar-besaran, maka produsen menaikkan harga produknya baik berupa barang atau jasa.

Berdasarkan asal-usul terjadinya, inflasi dibedakan menjadi 2, yakni:

Domestic Inflation
Sesuai dengan namanya, domestic inflation berasal dari dalam negeri. Hal ini bisa dipahami dengan mangambil contoh misalnya pemerintah sedang mengalami defisit anggaran dan mengambil kebijakan untuk mencetak uang baru untuk menambah jumlah uang yang beredar. Jika penawaran akan barang dan jasa tetap, maka kondisi ini akan meningkatkan tingkat permintaan barang dan jasa di masyarakat. Hal inilah yang akhirnya bisa mendorong terjadinya kenaikan harga barang-barang.

Imported Inflation
Inflasi yang berasal dari luar negeri ini bisa terjadi karena negara-negara yang bersangkutan mengimpor barang dari luar. Karena dari negara asalnya barang yang dimpor sudah mengalami kenaikan, maka begitu sampai ke Indonesia tentu saja harga yang di bandrol juga akan menanjak. Hal ini akan menyebabkan bertambahnya biaya produksi bagi importir yang kemudian membebankan kenaikan biaya produksi itu ke harga barang.

Tidak dapat ditampik bahwa inflasi bisa terjadi hampir di semua negara. Tetapi membiarkan inflasi bergerak semaunya sendiri bukanlah hal yang bijaksana. Hal ini dikarenakan inflasi yang tidak terkendali bisa menghancurkan perekonomian dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengambil berbagai langkah kebijakan untuk menekan laju dari inflasi ini


bozzkaf: http://bozzkaf.blogspot.com/2013/03/definisi-inflasipenyebab-dan-cara.html#ixzz32BBRaWOw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar